PENGHUBUNG. Terminal Malengkeri di ruas Jalan Sultan Alauddin yang merupakan salah satu ruas tersibuk di Kota Makassar, menjadi penghubung dengan beberapa kabupaten di bagian selatan Sulawesi Selatan. Selain itu, lokasi terminal relatif dekat dengan pusat kota dan kawasan bisnis di Makassar. (Foto: Asnawin)
Kamis, 05 Januari 2017
Relokasi Terminal Malengkeri
Terminal Tamalate
yang juga sering disebut Terminal Malengkeri,
Makassar, sudah menjadi solusi jangka panjang
dalam menangani kepadatan trafik angkutan umum yang tidak berbanding lurus
dengan kapasitas dan infastruktur publik di Makassar.
Paling mendesak
itu di Terminal Malengkeri,
selain memang kapasitasnya sudah tidak memadai, lokasinya juga kurang strategis
dan bahkan kadang memicu kepadatan atau kemacetan
di ruas jalan sekitarnya.
Terminal Malengkeri
di ruas Jalan Sultan Alauddin yang merupakan salah
satu ruas tersibuk di Kota Makassar,
menjadi penghubung dengan beberapa kabupaten di bagian selatan Sulawesi Selatan. Selain itu, lokasi terminal relatif
dekat dengan pusat kota dan kawasan bisnis di Makassar.
Terminal
tersebut kerap menjadi pemicu kemacetan lantaran jumlah angkutan umum yang
melintas tidak sebanding dengan kapasitas terpasang,
sehingga memanfaatkan areal sekitar dan mengakibatkan
kemacetan.
Kondisinya tidak
memadai, juga kerap menjadi bilang macet. Opsi paling memungkinkan itu
direlokasi. Khusus Terminal
Malengkeri dinilai masih cukup
representatif dalam melayani trafik kendaraan angkutan umum kendati dalam
pengelolaan dan pengembangan kurang optimal, apalagi
terminal di Makassar itu dikelola secara profesional oleh Perusahaan Daerah,
sehingga APBD tidak bisa masuk dalam pembenahannya.
Langkah tersebut
akan disinergikan pula dengan kebijakan pelarangan
aktivitas armada perusahaan otobus melakukan kegiatan operasional, menaikkan
dan menurunkan penumpang di dalam kota.
Pete-pete
Pete-pete merupakan sebutan
dari angkutan umum yang ada di kota Makassar. Pete-pete di
Makassar berwarna biru muda, sehingga terlihat “ngjreng” di jalan-jalan kota. Pengalaman
selama di Makassar, pete-pete ini sangat membantu saya untuk
menuju beberapa destinasi wisata Makassar dan sekitarnya.
Dari pada jika saya menyewa
kendaraan yang jatuhnya lebih mahal, dengan pete-pete ini kita bisa sekalian bercakap-cakap
dengan penduduk setempat, juga
sekaligus mengorek info seputar kota Makassar.
Sambil menikmati
perjalanan, sang supir sering kali menyalakan lagu-lagu dengan volume yang agak
kecang. Lagu yang diputar tiap pete-pete beragam tergantung supirnya, dari
musik pop, dangdut, melayu bahkan sampai ada lagu yang melow-melow banget.
Sambil menikmati lagu yang diputar, suasana jalan, pete-pete ini membawamu
sampai tujuan :)
Angkutan pete-pete
jumlahnya cukup banyak dan mudah dijumpai, sehingga kita tak perlu lagi
menunggu terlalu lama, bahkan menunggu angkutan bukan di jalan besar pun tidak
sampai 10 menit. Pete-pete ini terbagi dalam berbagai trayek yang menelusuri
sampai ke sudut-sudut kota Makassar dan sekitarnya.
Nama: Sunarti Anjarwati
NIM: 10533801815
Kelas: III/D
Jurusan: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tugas menulis
esai
No comments:
Post a Comment