Thursday, January 5, 2017

Terminal Gembel Kota Metropolitan


TIDAK DIPEDULIKAN. Program yang tidak terealisasikan dengan baik, masih banyak lorong-lorong yang sampahnya tidak diperhatikan, selokan-selokan di setiap lorong tidak diperbaiki hingga sampah menumpuk dan membuat kota Makassar menjadi banjir. Bahkan yang paling miris di kota metropolitan ini ternyata beberapa terminal yang ada di Makassar tidak dipedulikan oleh pemerintah. (Foto: lindabungasalu.com)




--------




Terminal Gembel Kota Metropolitan

           
Ketika melihat tulisan program pemerintah: “Makassar tidak Rantasa”, di setiap sudut jalan yang terpampang besar, tulisan itu bagaikan tidak akan pernah tertutupi bangunan yang kokoh, megah, dan menjulang tinggi.
Hati ini merasa bangga, merasa tenang, merasa bahagia, karena pemerintah masih sangat peduli dengan kondisi lingkungannya, kondisi masyarakatnya, dan masih peduli terhadap kebersihan lingkungan.
            Saya berpikir bahwa dengan adanya program pemerintah Makassar akan terbebas dari tumpukan-tumpukan sampah di pinggir jalan, tidak ada lagi yang mengatakan bahwa Makassar itu tidak bersih. Itu harapan saya setelah melihat dan membaca program pemerintah kota Makassar.
Tapi, setelah berkaca dengan realitas yang terjadi program pemerintah yang katanya Makassar Tidak Rantasa”, yang dulunya membuat saya merasa bangga terhadap pemerintah, sekarang semuanya serba kontradiksi.
Hati saya mulai memberontak, mulai marah, seakan ingin menghapus semua tulisan yang terpampang di pinggir jalan itu.
Program yang tidak terealisasikan dengan baik, masih banyak lorong-lorong yang sampahnya tidak diperhatikan, selokan-selokan di setiap lorong tidak diperbaiki hingga sampah menumpuk dan membuat kota Makassar menjadi banjir. Bahkan yang paling miris di kota metropolitan ini ternyata beberapa terminal yang ada di Makassar tidak dipedulikan oleh pemerintah.
Padahal terminal merupakan tempat berkumpulnya masyarakat yang ingin pergi ke setiap daerah, tempat menunggunya para keluarga, anak-anak, bahkan sampai orang tua yang setiap harinya duduk menunggu di terminal itu. Tempat sampah yang berada di tengah jalan, jalanan yang penuh genangan air, dan sampah yang berserakan bagaikan terminal yang tidak layak digunakan.
Di mana pemerintah? Apakah pemerintah hanya tutup mata melihat pemandangan yang sangat miris itu? Mana program pemerintah? Apakah itu yang dikatakan Makassar Tidak Rantasa? Ha..ha.. saya tertawa bahkan kecewa terhadap pemerintah.
Pemerintah dengan sombongnya membuat program yang dapat memberikan bumbu-bumbu telinga kepada masyarakat layaknya seorang malaikat. Tapi, di balik layar pemerintah bagaikan iblis yang tidak pernah benar terhadap perkataannya.
Wahai pemerintah bangunlah dari tidurmu, bangunlah dari mimpimu yang membuat kau lupa terhadap tanggung jawabmu. Lihatlah di sekelilingmu masih banyak masyarakat yang membutuhkan bantuanmu. Kau terpilih karena rakyat dan kau bekerja untuk rakyat. Layanilah rakyatmu bagikan seorang raja yang siap memerintah kepadamu.



Makassar, 05 Januari 2017

Nama: Muhammad Irfan
Kelas: III D
NIM: 10533802515
Jurusan: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tugas menulis esai

No comments:

Post a Comment