TERMINAL MENANGIS. Aduuhhhh... Sungguh terlalu banyak orang yang menyepelekan semua itu, terminalku begitu sangat becek, jalanan yang sangat rusak parah, pelayanan yang sungguh-sungguh tidak memadai beserta fasilitasnya masih kurang lengkap. (Foto: Asnawin)
---------
Terminalku Menangis
Alangkah indahnya jika kita semua berbagi
kebahagiaan satu sama lain, tidak ada keraguan dalam hati bisakah kita melihat
dengan sungguh-sungguh apa yang ada di sekitar kita, memperhatikan apa yang
seharusnya diatasi satu sama lain.
Aduuhhhh... Sungguh terlalu banyak orang
yang menyepelekan semua itu. Terminalku sangat becek, jalanan yang sangat rusak
parah, pelayanan yang sungguh-sungguh tidak memadai beserta fasilitasnya masih
kurang lengkap.
Apakah pemerintah kota memperhatikannya?
Masih tanda tanya besar.
Keraguan yang selalu kuungkapkan dalam benakku
pemerintah kota sangat-sangat tidak memperdulikannya dengan baik.
Begitu pun dengan orang-orang yang berada
di terminal tersebut, tempat duduk yang tidak bersih, mesjid tidak ada
pengurusnya, jalanan yang becek dan rusak, bahkan masih ada saja yang buang air
kecil sembarangan seperti yang saya lihat waktu itu, hmm sungguh memalukan.
Apakah yang ada dalam benak mereka,
sehingga mereka tidak memperdulikanmu terminalku? Sungguh masih tanda tanya
besar.
Yang saya heran dalam terminal ini kenapa
tidak ada dalam jurusan ke Takalar, kenapa hanya ada jurusan Bantaeng,
Jeneponto, beserta lainnya.
Sungguh menyakitkan bagiku karena saya ini asalnya
orang Takalar haduuuuuhhhhh...
Kenapa ya tidak ada jurusan Takalar? Mungkin
lain waktu kali ya pemerintah kota bisa mewujudkannya, hidup orang-orang yang
tinggal di terminal, hidup orang-orang penjual keliling, hidup para sopir yang
parkir di luar terminal, hidup semuanya. Merdeka.....!
Terbayang dalam suatu bayangan jika terminal
itu diperbaiki, dan mempunyai aturan supaya tidak ada lagi yang sembarang
parkir di luar terminal.
Nama: Nurwahidah
NIM: 10533802115
Kelas: III D Bahasa Indonesia
Prodi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia
Tugas penulisan esai
No comments:
Post a Comment